Biografi Imam Malik – Imam Malik merupakan salah satu ulama yang berpengaruh untuk umat Islam. Lah kok bisa? Karena beliau Ulama yang mendirikan mazhab Maliki, yang mana mazhab tersebut banyak sekali pengikutnya. Pengikut dalam hal mengetahui suatu hukum dan aturan dari mazhab maliki ini.
Sebab jika kita mengetahui sebuah kisah seorang yang berpengaruh untuk umat Islam, bisa memberikan sebuah motivasi bagi kita semua.
Atas segala pengorbanan dan perjuangan beliau dalam menyampaikan ilmu dari Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassallam sehingga kita bisa menikmati ilmunya.
Berikut ini sedikit tentang biografi imam Malik.
Biografi dan Latar Belakang Imam Malik
Beliau memiliki nama lengkap yaitu Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Qutail bin Amr bin Haris al-Asbahi.
Beliau lahir di Madinah pada tahun 712-796 M. Berasal dari keluarga yang terhormat dan memiliki status yang tinggi, baik sebelum datangnya Islam meupun sesudahnya.
Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun nenek moyang mereka menganut Agama Islam akhirnya pindah ke kota Madinah.
kakeknya Abu Amir adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun ke 2 Hijriyah.
Imam Malik dilahirkan di kota Madinah, 79 tahun setelah wafatnya Nabi kita Muhammad sholallahu ‘alaihi wassallam, lebih tepatnya pada tahun 93 H.
Tahun kelahiran beliau bertepatan dengan meninggalnya sahabat Nabi yang paling panjang umurnya yaitu Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.
Imam Malik kecil beliau tumbuh di keluarga yang religius, kedua orang tuanya adalah murid dari sahabat-sahabat yang mulia.
Pamanya adalah Nafi’, beliau adalah seorang periwayat hadits yang terpercaya. Yang meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan sahabat-sahabat lainnya, radhiallahu ‘anhum.
Awal mulanya, saudara Imam Malik yang bernama Nadhar lebih dahulu dalam mempelajari ilmu hadits.
Nadhar sudah mendatangi para ulama tabi’in untuk mendengarkan langsung hadits-hadits Nabi yang mereka riwayatkan dari para sahabat.
kemudian, Imam Malik mengikuti jejak sang saudaranya tadi untuk mempelajari hadits.
Beberapa waktu yang telah berlalu, Imam Malik melangkahi saudaranya dalam ilmu hadits. Karena kecermelangannya semakin tampak dan juga beliau menguasai ilmu Fiqh dan Tafsir.
Perjalanan Beliau Dalam Menuntut Ilmu dan Menjadi Ulama Madinah
Ibu Imam Malik adalah orang yang paling berperan dan berpengaruh dalam memotivasi dan membimbingnya dalam memperoleh ilmu kepada Imam Malik.
Tidak hanya memilihkan guru-guru yang terbaik, dan sang ibu juga mengajarkannya adab sebelum ia berangkat menimba ilmu.
Imam Malik belajar kepada banyak Ulama, dan beliau memilih ulama-ulama yang terbaik dan pada zaman tersebut adar memperoleh manfaat dari mereka.
Diantara pesan-pesan guru yang beliau ingat adalah yang beliau tidak segan untuk mengatakannya yaitu, “saya tidak tahu” apabila benar-benar tidak mengetahui suatu permasalahan.
salah satu guru beliau yang bernama Ibnu Harmaz, pernah berpesan, “Seorang yang berilmu harus mewarisi kepada muris-muridnya perkataan ‘aku tidak tahu‘ “.
Setelah mempelajari ilmu syari’at secara komperhensif, Imam Malik atau Malik bin Anas mulai dikenal sebagai sosok yang paling berilmu di kota Madinah pada kala itu.
Imam Malik juga menyampaikan pelajarannya di Masjid Nabawi, di tengah-tengah para penuntut ilmu yang datang diberbagai penjuru negri.
salah satu hal yang menarik dari kajian Fiqh beliau adalah saat beliau menyampaikan penafsiran hadits dan pendapat beliau banyak dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan oleh penduduk Madinah.
Menurut Imam Malik sendiri, praktik-praktik yang dilakukan oleh penduduk Madinah di masanya tidak jauh dengan praktik penduduk Madinah pada masa Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wassallam.
Penduduk Madinah mempelajari Islam kepada para leluhur mereka yang termasuk dikalangan para sahabat Nabi.
Nah jadi kesimpulannya, apabila penduduk Madinah melakukan sebuah amalan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Assunnah, amal perbuatan tersebut dapat dijadikan sebuah rujukan atau sember hukum.
Sifat dan Karakter Imam Malik
Dri segi fisik, Imam Malik diberi fisik yang istimewa, yaitu dengan berwajah tampan dengan bentuk tubuh yang tinggi.
Mush’ab bin Zubair, mengatakan, “Malik termasuk laki-laki yang berparas rupawan, matanya bagus (salah satu murid beliau mengisahkan bahwa bola mata beliau berwarna biru), kulitnya putih, dan badannya tinggi”.
Abu Ashim, mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang ahli hadits yang setampan Malik.”
Imam Malik juga memiliki kepribadian yang kokoh dan wibawa. Orang-orang yang menghadiri majelis ilmu beliau sangat merasakan sebuah kewibawaan Imam Malik.
Tak ada seorang yang berani berbicara saat Imam malik masih menyampaikan ilmu atau pelajaran.
Bahkan ketika ada seorang yang baru datang lalu mengucapkan salam kepada majelis, jama’ah menjawabnya dengan suara yang lirih.
Hal ini bukan karena Imam Malik orang yang kaku, tapi aura kewibawaannya terasa bagi murid-muridnya. Begitu juga ketika muridnya berbicara dengan beliau, mereka segan untuk menatap wajah beliau tatkala berbicara dengannya.
Wibawa itu tidak dirasakan oleh para muridnya, akan tetapi para khalifah pun menghormati dan mendengarkan nasihatnya.
Imam Malik juga dikenal dengan semangatnya dalam mempelajari ilmu, kekuatan dalam hafalan, dan dalam pemahamannya.
Pernah beliau mendengar sebuah 30 hadits dari Ibnu Hisyam az-Zuhri, lalu ia ulangi hadits tersebut di hadapan gurunya, hanya satu hadits yang terlewat sedangkan 29 lainnya berhasil ia ulangi dengan sempurna.
Mempunyai Firasat Yang Tajam
Sering kita dapati, pada saat kita membaca sebuah artikel biografi orang-orang shaleh, bahwasannya mereka mempunyai firasat yang tajam. Begitu juga dengan beliau Imam Malik bin Anas rahimahullah.
Imam Syafi’i pernah mengisahkan tentang gurunya, kisah ini menunjukkan bahwa sangat kuatnya firasat Imam Malik (sang guru). Kata Imam Syafi’i, “ketika aku tiba di Madinah, aku bertemu dengan Malik, kemudian ia mendengarkan ucapanku. Ia memandangiku beberapa saat dan ia berfirasat tentangku.
Setelah itu, ia bertanya, ‘siapa namamu?’ Kujawab, ‘namaku Muhammad’. Ia kembali berkata, ‘wahai Muhammad, bertaqwalah kepada Allah, jauhilah perbuatan maksiat, karena aku melihat engkau akan mendapatkan suatu keadaan (menjadi orang besar)”.
Subhaanallah, ini adalah salah satu kebesaran Allah yang diberikan kepada Imam Malik rahimahullah, yaitu berupa ketajaman firasat beliau tersebut.
Sehingga beliau bisa melihat sebuah masa depan seseorang.
Guru dan Murid Imam Malik
Di antara pengajar imam Malik pada saat beliau menimba ilmu ialah, sebagai berikut.
- Salamah bin Dinar.
- Rabi’ah ar-Ra’yi.
- Nafi’.
- Humaid ath-Thawil.
- Ayyub as-Sikhtiyani.
- Atha’ al-Khurasan
- Az-Zuhri, masih banyak lagi yang belum tercantum nama-nama guru beliau.
Kemudian, di antara murid-murid Imam Malik adalah, sebagai berikut.
- Imam Syafi’i.
- Abdullah bin Wahab.
- Ibnul Qasim.
- Al-Qa’nabi.
- Sa’id bin Manshur.
- Qutaibah.
- Abdurrahman bin Mahdi.
- Yahya bin Bukair, dan masih banyak lagi murid-murid beliau.
Pujian Para Ulama Kepada Imam Malik
Adapun pujian-pujian para ulama terhadap Imam Malik adalah sebagai berikut.
Imam Malik merupakan tokoh besar dalam Islam. Imam Asy-Syafi’i mengatakan,“ Jika disebut tentang ulama maka Malik adalah bintang. ” Yahya bin Qathan mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang hadisnya lebih sahih melebihi Malik.
Beliau adalah imam dalam masalah hadis.” Ibnu Uyainah mengatakan, “ Siapakah kami dibandingkan Malik? Kami hanya bisa mengikuti jejak Malik. ” Abdurrahman bin Mahdi tidak mau mendahulukan ulama lain sebelum Imam Malik.
Beliau dikenal sebagai ulama yang keras, disiplin, dan sangat berhati-hati dalam menyampaikan fatwa. Suatu ketika, beliau didatangi seseorang dengan membawa empat puluh pertanyaan, dan beliau hanya menjawab lima pertanyaan.
Beliau pernah mengatakan, “ Perisai ulama adalah jawaban ‘saya tidak tahu’. Jika dia melupakannya, berarti dia telah kalah dalam berperang.”
Beliau pernah dipukul oleh pemerintah di zaman beliau karena kesalahpahaman Gubernur Madinah terhadap pendapat beliau.
Sehingga, muncullah orang-orang hasad yang memprovokasi pemerintah.
Lengan beliau dipukuli, sehingga beliau tidak mampu mengangkat kedua tangannya ketika salat.
Karya-Karya Imam Malik
Seorang yang berilmu, ketika meninggal tidak ingin meninggalkan sesuatu barang atau yang lainnya, kecuali ia meninggalkan warisan yaitu Ilmu.
Demikian juga dengan Imam Malik, beliau sebelum meninggal dunia, ia mewariskan ilmu yang dirangkum menjadi sebuah karya tulis.
Apa itu karya tulis Imam Malik? Yaitu kitab hadits Al-Muwattha’. Al-Muwattha’ adalah kitab Fiqh yang berdasarkan himpunan hadits pilihan.
Menurut beberapa riwayat, mengatakan bahwa buku Al-Muwattha’ tersebut tidak akan ada apabila Imam Malik tidak dipaksa oleh khalifah Al-Mansur.
Lah kenapa Imam Malik dipaksa? Karena dipaksa oleh khalifah Al-Mansur sebagai sanksi atas penolakannya untuk datang ke kota Baghdad. Dan sanksinya adalah mengimpulkan hasits-hadits dan membukukannya.
Awal mulanya, Imam Malik enggan melakaukan hal itu, akan tetapi setelah dipikir-pikir gak ada salahnya melakukan hal tersebut.
Akhirnya, lahirlah Al-Muwattha’ yang beliau tulis pada masa khalifah Al-Mansur. Selain Al-Muwattha’, beliau juga mengarang sebuah buku yaitu Al-Mudawwanah Kubra.
Wafatnya Imam Malik
Baliau Imam Malik rahimahullah meninggal dunia di kota Madinah pada tahun 179 H atau 795 M, pada usia 85 tahun. Beliau dikebumikan di Baqi’.
Semoga apapun yang telah lakukan dapat dicatat amal oleh Allah subhaanahu wa ta’ala. Semoga Allah memberikan beliau balasan dengan sebaik-baik balasannya.
Dan Semoga dengan adanya artikel tentang biografi Imam Malik ini bisa menambah wawasan sejarah kita kepada perjuangan Ulama terdahulu.