Arti Tawadhu – Di dalam Islam, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengajar kepada Umatnya agar tidak bersikap takabbur (sombong).
Nah, kebalikan dari sifat tawadhu adalah sifat takabbur. Sifat Takabbur inilah sifat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Namun sifat yang harus dimiliki ialah sifat tawadhu. Mungkin sebagaian dari kita ada yang mengetahui dan juga belum mengetahui, apa itu tawadhu?
Nah berikut ini, penjelasan lengkap mengenai Arti tawadhu, keutamaan dan contoh perilaku tawadhu Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Penjelasan Arti Tawadhu
Tawadhu secara bahasa yaitu “ Ketundukan “ atau “ Rendah hati “. Namun secara istilah adalah posisi sebagai hamba dan kerendahan hati pada sesuatu yang diagungkannya.
Dan tawadhu adalah tindakan berupa merasa diri paling rendah dan mengakui kemuliaan serta menerima kebenaran pada orang lain.
Jadi sikap tawadhu mencerminkan perilaku rendah hati dan tidak sombong terhadap makhluk-Nya. Dan tidak pernah berburuk sangka kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa.
Tawadhu adalah sifat yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Karena sifat ini menjadi salah satu pangkal dari kesabaran, keikhlasan dan ketulusan saat menerima ketetapan dari Allah Azza Wa Jalla.
Allah berfirman,
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya : “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. “ (Al-Quran surah As-Syu’ara : 215).
Kebalikan dari sifat tawadhu adalah sombong (takabbur). Sifat ini sangatlah dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa berfirman,
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
Artinya : “ Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. “ (Al-Quran surah Al-Isra : 37).
1. Dalil tentang Tawadhu
Banyak sekali dalam Al-Quran dan hadits yang menjelaskan mengenai tawadhu. Nah berikut ini beberapa dalil atau hadits tentang arti tawadhu.
1.1. Dalil Al-Quran
Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa berfirman,
يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْ ۚ وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا
Artinya : “ Karena Manusia Diciptakan (bersifat)Lemah “. (Al-Quran surah An-Nisa : 28)
ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Artinya : “ Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang – orang yang melampaui batas “. (Al-Quran surah Al-A’raf : 55)
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Artinya : “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “ Wahai Tuhanku, Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil “. (Al-Quran surah Al-Isra’ : 24)
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ(19
Artinya : “ Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah SWT tidak menyukai orang – orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakan lah dalam berjalan dan lunakkan lah suara-mu. Sesungguhnya seburuk – buruk suara ialah suara keledai “. (Al-Quran surah Luqman : 18-19)
1.2. Dalil Hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ , وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا , وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه المسلم
Artinya : “ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, bersabda : “ Tidaklah sedekah itu akan mengurangi dari harta seseorang dan tidaklah Allah menambahkan seseorang itu dengan pengampunan melainkan ditambah pula kemuliaannya dan tidaklah seseorang itu bertawadhu’ karena mengharapkan keridhaan Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajat orang itu. “ (HR. Muslim)
إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ , وَ لاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Artinya : “ Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain. “ (Shahih, HR Muslim no. 2588).
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya : “ Tidaklah seorang bersifat rendah hati (Tawâdhu’) karena Allâh, kecuali Allâh mengangkatnya. (HR. Muslim).
Hadits ancaman bagi orang yang bersikap sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,
لاَيَدْخُلُ الجنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya : “ Tidak akan masuk al jannah barangsiapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar semut. “ (HR. Muslim)
2. Ciri-ciri Tawadhu
Pertama, Ia dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan, kekuatan serta peluang untuk berlaku sombong. Tetapi ia tidak bersikap sombong karena mengharap keridhaan Allah.
Kedua, Tidak dilakukan secara berlebihan. Jika berlebihan, Tawadhu bisa berubah menjadi sombong atau pun membanggakan diri.
Ketiga, Tawadhu dilakukan pada waktu dan situasi yang tepat. Dalam hal ini, diperbolehkan berlaku sombong di depan orang yang sombong. Sebagaimana sikap berjalan tegap dengan gagah di depan musuh dalam peperangan.
3. Tingkatan Tawadhu
Sikap tawadhu yangg sangat mulia dipandangan manusia dan Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa ini memiliki tingkatannya tersendiri dalam setiap pencapaiannya.
Yang pertama, tawadhu dalam Agama. Yakni sikap tunduk secara penuh serta mematuhi segala perintah atau aturan di dalam agama Islam.
Sedangkan yang kedua adalah tawadhu’ kepada sesama Makhluk, yakni sikap merendahkan diri dan apa adanya terhadap sesama Makhluk tanpa memandang harta dan kasta yang dimiliki.
Terdapat tiga makna dalam tawadhu’ kepada sesama manusia ini yaitu:
- Ridha dan ikhlas untuk menjadikan seseorang dari kaum Muslimin sebagai salah satu saudaramu. Karena Allah pun telah ridha untuk menjadikan ia sebagai salah satu hamba-Nya.
- Tidak menolak kebenaran dari manapun itu, bahkan walaupun kebenaran itu datang dari seorang musuh yang dibenci.
- Menerima maaf dari orang yang meminta maaf, sebesar apapun kesalahannya dan oleh siapapun kesalahan itu diperbuat.
4. Manfaat Tawadhu
Tawadhu adalah sifat dan sikap yang sangat dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Selain dicintai Allah dan Rasul-Nya, sifat ini juga memberikan banyak sekali manfaat bagi yang menerapkannya.
Sikap rendah hati dan tidak pernah sombong dengan kemampuan atau kelebihan yang kita miliki.
- Mendapat Simpatik dari Banyak Orang
- Mempunyai Banyak Teman
- Dihormati Orang
- Hati selalu Tenang dan Tentram
- Terhindar dari Sifat Sombong atau Takabbur.
5. Hukum Tawadhu
Memang di dalam Al-Quran tidak ada dalil khusus yang mewajibkan seorang mukmin harus bersifat tawadhu.
Akan tetapi, beberapa kata di dalam Al-Quran yang mengandung arti dan maksud tentang tawadhu.
Seperti halnya kata rendah hati, rendah diri, rendahkanlah, tidak sombong, lemah lebut dan lain-lain.
Berikut ini adalah firman Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan tawadhu.
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا
Artinya : “ Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Quran surah Al-Furqan : 63).
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya : “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Al-Quran surah Asy-Syu’araa’ : 215)
Berikut ini adalah hadist Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam yang mengharuskan umatnya untuk memiliki sifat tawadhu.
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam berkata, “ Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah “. (HR. Muslim)
“ Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorangpun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorangpun berlaku zalim pada yang lain. “ (HR.Muslim)
Nah dari beberapa keterangan dalil Al-Quran dan Hadits diatas secara tidak langsung bisa dikatakan sangat penting.
Karena dengan sifat tawadhu inilah derajat seorang muslim akan ditinggikan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam :
Artinya : “ Tidaklah tawadhu seorang laki-laki kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa, kecuali Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa mengangkat derajatnya “.
Keutamaan Memiliki Sifat Tawadhu
Salah satu sifat orang yang bertakwa adalah selalu merendahkan diri dan hatinya.
Berperilaku layaknya padi yang semakin menunduk saat semakin berisi. Berikut ini Keutamaan sifat tawadhu :
1. Tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah
Malah dia akan dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak ragu bergaul dengannya.
Bahkan lebih dari itu derajatnya di hadapan Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa semakin tinggi.
Artinya : “ Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya. “ (HR. Muslim no. 2588).
Orang yang memiliki sifat tawadhu justru orang yang memiliki derajat tinggi di mata Allah. Sebab ia mampu menahan bahaya hawa nafsu dalam islam.
2. Sifat Para Rasul
Para Nabi pun juga selalu rendah hati, padahal mereka adalah manusia pilihan Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa.
Artinya : “ Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain. “ (HR. Muslim no. 2865).
Keutamaan dan pentingnya mengenal rasul sebagai orang yang paling mulia tidak pernah merasa sombong terlebih kita semua yang hanya manusia biasa yang berlimpahan dosa, tentu kita wajib menjadi seseorang yang tawadhu.
3. Kedudukan Tinggi
Imam Asy Syafi’i berkata di dalam dalil tawadhu,
Artinya : “ Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliaannya. “ (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 304).
Orang yang mulia ialah orang yang tawadhu dan tidak sombong.
4. Jauh dari Laknat Allah
Sufyan bin ‘Uyainah berkata,
Artinya : “ Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan membebaskan dirinya. Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat karena nafsu syahwatnya, lalu ia bersitighfar (memohon ampun pada Allah), Allah pun akhirnya mengampuninya. “
“ Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong (lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya. Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabur), lantas Allah pun melaknatnya. “
Contoh Tawadhu
1. Contoh Perilaku Tawadhu Rasulullah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam memiliki beberapa kisah sikap tawadhu yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmah nya supaya bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari kita. Berikut diantaranya:
- Rasulullah pernah memboncengkan pembantunya atau yang lainnya di belakangnya.
- Rasulullah pernah memboncengkan Usamah bin Zaid dan anaknya dari Arafah.
- Rasulullah pernah memboncengkan Fadhl bin ‘Abbas dari Muzdalifah, dan memboncengkan Mu’az bin Jabal dan Ibnu Umar serta sahabat-sahabat lainnya.
- Rasulullah apabila berkendara beliau naik apa saja yang mungkin, terkadang kuda, kadang unta, kadang keledai, kadang himar, kadang berjalan kaki tanpa sepatu, tanpa sorban.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam selalu mendengarkan seruan atau ajakan, baik dari orang yang merdeka atau budak.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam selalu menerima hadiah walaupun seteguk susu atau paha kelinci, dan rasulullah membalasnya.
- Rasulullah tidak pernah mengecewakan para sahabat nya, tidak ada seorangpun dari para sahabat atau lainnya yang memanggil beliau maka tentu rasulullah jawab : labbaik artinya aku datang.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah mencela tempat tidur. Bahkan beliau sering hanya beralaskan tanah.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sering duduk bersama orang-orang miskin.
- Rasulullah memiliki baju yang sudah ditambal.
2. Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari
2.1. Tawadhu yang Terpuji
Tawadhu yang terpuji yaitu ialah ketawadhuan seseorang hamba kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa.
Dan tidak mengangkat atau menyombongkan dirinya di hadapan hamba Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa yang lain.
Adapun contoh perilaku tawadhu ini, sebagai berikut:
- Tidak berlebihan, baik dalam menggunakan perhiasan, makanan maupun minuman;
- Senang duduk bersama atau bergaul dengan fakir miskin
- Tidak mempunyai ambisi untuk menjadi orang yang terkenal
- Sopan santun dalam bertindak dan bersikap;
- Merendahkan nada suaranya;
- Suka membantu atau orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
- Menjunjung tinggi kebenaran serta bersedia menerimanya dengan tidak memandang hal yang berupa duniawi, seperti status sosial atau jabatan atau dari orang yang menyatakannya. Dan masih banyak lagi.
2.2. Tawadhu yang Dibenci
Tawadhu yang dibenci artinya yaitu tawadhu nya seseorang kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa dengan sertai keiinginan atau menginginkan dunia ada di sisinya.
Contoh perilaku tawadhu yang satu ini, sebagai berikut:
- Bersikap sopan santun tetapi disertai dengan maksud yang tidak baik.
- Tidak berlebihan dalam menggunakan harta benda atau lainnya karena takut dimintai zakat atau dicuri.
- Menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan dengan tujuan mendapat imbalan dari orang lain atau orang yang ia ditolong.
- Dan lain sebagainya. Naudzubillah min dzalik.
Penutup
Demikianlah penjelasan mengenai arti Tawadhu atau rendah hati. Semoga dengan adanya artikel arti Tawadhu ini dapat menambah keimanan dan ketaatan kita kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa.