Biografi Imam Abu Dawud – Salah seorang Imam dan tokoh dalam ahli hadits, yang mengumpulkan sekitar 50.000 hadits. Lalu beliau memilih dan menulis haditsnya sekitar 4.800 hadits.
Di antaranya dalam kitab Sunan Abu Dawud. Abu Dawud adalah salah satu tokoh ahli hadits yang menghafal dan memahami hadits beserta illatnya.
Beliau mendapatkan kehormatan dari para ulama terutama dari guru beliau yaitu, Imam Ahmad bin Hanbal.
Disini panulis akan memberikan suatu kisah atau biografi dari si Imam Abu Dawud, mari kita simak pembahasannya.
Biografi Imam Abu Dawud dan Latar Belakangnya
Abu Dawud dilahirkan pada tahun 202 H, di Sijistan. Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amar al-Azdi as-Sijistan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Imam Abu Dawud.
Bapak beliau bernama al-Asy’as bin Ishaq, nah beliau juga adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan hadits dari Hammad bin Zaid.
Dan demikian juga dengan saudara beliau Muhammad Ahmad bin al-Asyas termasuk seorang yang menekuni dan menuntut ilmu hadits dan lainnya.
Muhammad Ammad bin al-Asy’as merupakan teman perjalanan Imam Abu Dawud dalam menimba ilmu hadits dari para Ulama ahli hadits.
Masa Kecil Abu Dawud
Sejak kecil beliau sudah sangat cinta sekali terhadap ilmu dan bergaul dengan para Ulama. Minat dan kepribadiannya terbnetuk oleh lingkungan beliau yang saat itu ditinggali.
Sejak usia anak, Imam Abu Dawud sudah mengembara ke Hijaz, Khurasan, Syiria dan kawasan lainnya yang menjadi rujukan pusat ilmu dan kebudayaan pada masa itu.
Tradisi mengembara sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang hendak untuk menimba ilmu.
Terlebih-lebih dalam ilmu hadits! Yang harus mencari, melacak sanad hadits, meneliti keotentikan matan dan kualifikasi rawi nya.
Apakah sudah memenuh syarat atau tidak? Jika masih belum memenuhi syaratnya beliau akan mencari, melacak dan meneliti terus sanad dan matan hadits.
Sifat dan Kepribadiannya
Abu Dawud merupakan salah satu Ulama dan imam yang mencapai derajat yang tinggi dalam beridbadah, kesucian diri, keshalihan dan wara’ yang patut kita teladani.
Sifat dan kepribadian seperti ini menunjukkan kesempurnaan beragama, perilaku dann akhlaq Imam Abu Dawud.
Abu dawud mempunyai falsafah tersendiri dalam berpakaian, salah satu lengan bajunya lebar dan satunya sempit.
Bila ada yang bertanya, beliau menjawab, “Lengan yang lebar ini untuk membawa kitab, sedang yang satunya tidak diperlukan. kalau di lebar, berarti pemborosan“.
Madzab Yang Diikuti Imam Abu Dawud
Syaikh Abi Ishaq as-Syairazi dalam Tabaqatul Fuqaha menggolongkan beliau seebagai murid dari Imam Ahmad bin Hanbal.
Begitu pula dengan Qadi Abdul Husain Muhammad bin Qadi Abu Ya’la yang tertulis dalam kitab Tabaqatul Hanabilah, penilaian ini disebabkan, Imam Ahmad bin Hanbal adalah guru dari Abu Dawud yang istimewa.
Ada pula yang mengatakan bahwa Imam Abu Dawud adalah orang yang bermadzab Syafi’i.
Memuliakan Ilmu dan Ulama
Sikap Abu Dawud yang memuliakan ilmu dan ulama ini dapat kita ketahui dari kisah yang diceritakan oleh Imam al-Khattabi dari Abu Bakar bin Jabir, pembantu Abu Dawud.
Beliau (pembantu) berkata, “ Aku bersama Abu Dawud tinggal di Baghdad. Di suatu saat, ketika kami usai melaksanakan sholat meghrib, tiba-tiba pintu rumah diketuk orang, lalu kubuka pintu tersebut dan seorang pelayan melaporkan bahwa Amir Abu Ahmad al-Muwaffaq minta ijin untuk masuk. Kemudian aku memberitahu Abu Dawud dan ia pun mengijinkan, lalu Amir duduk “.
Kemudian Abu Dawud bertanya, “ Apa yang mendorong Amir ke sini? “ Amir pun menjawab, “Ada tiga kepentingan“, “Kepentingan apa?” tanya Abu Dawud.
Amir mengatakan, “Sebaiknya anda tinggal di Bashrah, supaya para pelajar dari seluruh dunia belajar kepadamu. Dengan demikian kota Bashrah akan makmur lagi. Karena Bashrah telah hancur dan ditinggalkan oleh orang akibat tragedi Zenji”.
Abu Dawud berkata dan bertanya, “ Itu yang pertama, lalu apa yang kedua? “. Amir menjawab, “ Hendaknya anda mau mengajarkan sunan kepada anak-anakku “. “ Yang ketiga? “, tanya kembali Abu Dawud. “ Hendaklah anda membuat majlis tersendiri untuk mengajarkan hadits kepada keluarga khalifah, sebab mereka enggan duduk bersama orang umum “, jawab Amir.
Abu Dawud menjawabnya, “ Permintaan yang ketiga tidak bisa kukabulkan. Sebab derajat manusia itu baik pejabat terhormat maupun rakyat jelata, dalam menuntut ilmu dipandang sama “.
Ibnu Jabir menjelaskan, “ Sejak itu putra-putra khalifah menghadiri majlis ta’lim, duduk bersama orang-orang umum, dengan diberi tirai pemisah “.
Begitulah seharusnya, ulama tidak mendatangi raja atau penguasa, akan tetapi mereka lah yang harus mendatangi Ulama. Itu lah kesamaan derajat dalam mencari ilmu pengetahuan.
Guru dan Murid Imam Abu Dawud
Nah, bagi seorang penuntut illmu sudah pasti mempunyai seorang pengajar atau guru. Begitu juga sebaliknya bagi seorang pengajar atau guru sudah pasti mempunyai seorang murid.
Nah, berikut ini adalah beberapa guru dan murid Imam Abu Dawud.
Guru-Guru Beliau
Berbagai negara dan daerah beliau singgahi untuk bisa mengumpulkan sebuah risalah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam yaitu, Al-Hadits.
Sehingga beliau telah banyak menimba ilmu seperti halnya guru-guru beliau. Di antaranya para guru beliau adalah:
- Imam Ahmad bin Hanbal.
- Al-Qanabi.
- Abu Amr ad-Darir.
- Muslim bin Raja’.
- Al-Walid al-Thayalisi.
- Abu Zakariya.
- Abu Khaitsamah.
- Sulaiman bin Harb.
- Zuhair bin Harb.
- Ibnu Abi Syaibah.
- Abu Ustman Sa’id bin Manshur.
Dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang masih belum penulis ketahui atau belum tercantum diatas.
Murid-Murid Beliau
Suatu keutamaan orang yang berilmu ialah ia akan menjadi seorang manusia yang bermanfaat bagi orang banyak.
Dan keberadaannya sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang sadar akan pentingnya ilmu agama maupun ilmu yang lain.
Sekian lama beliau menimba ilmu dari guru-guru beliau diatas, akhirnya beliau mengajarkan dan menyebarkan ilmu-ilmu yang telah beliau dapat selama ini kepada murid-muridnya.
Nah, di antara murid beliau adalah:
- Imam at-Tirmidzi.
- Imam An-Nasa’i.
- Putra beliau semdiri, Abu Bakar bin Abu Dawud.
- Abu Awana.
- Abu Sa’id ar-Arabi’.
- Abu Ali al-Lu’lu’i.
- Abu Bakar bin Dassah.
- Abu Salim Muhammad bin Sa’id al-Jaldawi.
Sekiranya ini nama-nama murid yang telah beliau ajarkan dan sebarkan ilmunya kepada muridnya semua.
Sekira ini yang penulis telah telusuri dan rangkum dari berbagai pihak yang berilmu.
Karya-Karya Beliau
Abu Dawud mewariskan banyak sekali karya, khususnya dibidang ilmu hadits dan sebagian ilmu syari’ah. Karya-karya beliau antara lain, sebagai berikut.
- Sunan Abu Dawud.
- Masa’il al-Imam Ahmad.
- An-Nasikh wa al-Mansukh.
- Risalah fi wasfi.
- Al-Zuhd.
- Ijabat’an sawalat al-Ajuri.
- Al-Qadar.
- Ibtida’ul Wahyu.
- Dalailun Nubuwwah.
- Fada’ilul A’mal.
Itu lah beberapa karya Imam Abu Dawud yang telah penulis fahami dan rangkum dan teliti.
Pujian Para Ulama Kepada Imam Abu Dawud
Adz-Dzahabi, mengatakan dalam kitabnya Siyar A’lamin Nubala, “ Abu Dawud adalah seorang imam dalam ilmu hadits dan cabang ilmu yang lainnya. Bahkan ia termasuk ulama besar dalam bidang ilmu fiqh. Ia adalah salah satu murid Imam Ahmad yang cerdas. Ia telah menepati majelis Imam Ahmad selama beberapa tahun dan bertanya kepadanya berbagai permasalahan yang rumit terkait furu’ (cabang ilmu, seperti Fiqh dan lainnya) dan Ushul (pokok ajaran agama, yakni aqidah) “.
Ahmad bin Muhammad bin Yasin, mengatakan, “ Abu Dawud adalah salah seorang penghafal hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, kandungannya, penyakit dalam riwayatnya, sanadnya. Beliau memiliki ibadah, kehormatan diri, dan sikap wara’ yang tinggi “.
Ibnu Hibban, berkata, “ Abu Dawud adlaah salah seorang ulama (yang menguasai ilmu seluruh) dunia secara kefakihan, hafalan, ibadah dan sikap wara’nya. Ia mengumpulkan hadits, membuat karya tulis dan membela sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam “.
Abu Abdillah al-Hakim, berkata, “ Abu Dawud adalah imamnya ahli hadits pilih tanding pada zamannya “.
Begitulah penilaian para ulama terhadap Imam Abu Dawud. Beliau yang mempunyai keilmuan yang tinggi, hafalan, ibadah, serta kehormatan yang tinggi. Subhaanallah (Maha Suci Allah).
Wafatnya Imam Abu Dawud
Imam Abu dawud wafat pada tanggal 16 syawwal 275 H di Bashrah. Beliau meninggalkan seorang putra yang bernama Abu Bakar Abdullah bin Abu Dawud.
Putra beliau juga merupakan seorang pakar hadits dan imam di kota Baghdad.
Semoga Allah mencurahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada kita semua. Dan terkhusus kepada Para Ulama yang telah berjuang demi kejayaan umat Islam di dunia.
Demikianlah kisah tentang biografi Imam Abu Dawud yang dapat kita contoh perjuangannya dalam menuntut ilmu.
Semoga biografi Imam Abu Dawud ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.