Pengertian Hukum Ohm – Apakah kalian tau apa itu Pengertian Hukum Ohm? Mungkin bagi kalian yang sama sekali belum mengetahui atau baru masuk kejurusan ini.
Nah Disini kami akan membahas tentang Pengertian Hukum Ohm. Maka dari itu, Simak baik-baik yaa😊.
Pengertian Hukum Ohm
Hukum OHM merupakan hukum yang menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus listrik.
Georg Simon Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan.
Konstanta ini kemudian dinamakan dengan hambatan listrik atau Resistansi (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan OHM (Ω).
Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt.
Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbanding lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda.
Hambatan juga berbanding terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya.
Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.
Bunyi Hukum Ohm
Hukum ohm berbunyi:
Besar arus listrik (I) yang mengalir melewati sebuah penghantar atau Konduktor akan slalu berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R).
Rumus Hukum Ohm
Secara sistematis hukum ohm dirumuskan sebagai berikut:
V = I .R
Keterangan:
V : beda potensial atau tegangan (volt)
I : kuat arus (ampere)
R : hambatan listrik (ohm)
Berikut agar lebih memahaminya:
Rumus menghitung Arus Listrik
I = V / R
Rumus menghitung Tegangan atau Beda Potensial
V = I x R.
Rumus menghitung Nilai Resistansi
R = V / I
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Ohm, yang berbunyi “ Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan atau tetap “.
Rumus Hambatan Rangkaian Seri
RTotal = R1 + R1 + R1 +…+ Rn
Rumus Hambatan Rangkaian Paralel
1/RI = 1/R1 + 1/R1 +1/ R1 +…+ 1/Rn
Penerapan Hukum Ohm
Berikut ini penerapan hukum ohm:
- Aliran listrik yang dimanfaatkan untuk penggunaan alat listrik, seperti menyalakan lampu, kulkas, TV, seterika, dan alat listrik lainnya.
- Alat listrik yang diberi tegangan lebih kuat dari tegangan yang seharusnya mengakibatkan alat listrik tidak bekerja normal, misal Lampu yang diberi tegangan lebih rendah mengakibatkan lampu menyala redup; Setrika yang diberi tegangan lebih rendah mengakibatkan proses pemanasan pada elemennya menjadi lambat.
- Arus listrik yang diberi tegangan lebih besar dari tegangan yang seharusnya mengakibatkan alat listrik cepat rusak.
- Hukum ohm dimanfaatkan untuk pembuatan rangkaian listrik seri, paralel, dan gabungan.
Rangkaian Hukum Ohm
Suatu rangkaian memerlukan beda potensial antara ujung-ujung rangkaian agar arus listrik dapat mengalir. Beda potensial tersebut diperoleh dari sumber tegangan.
Dalam setiap sumber tegangan terdapat GGL (Gaya Gerak Listrik), yaitu beda potensial antara ujung-ujung sumber tegangan sebelum dihubungkan dengan rangkaian dan disimbolkan dengan s.
Ketika sumber tegangan dihubungkan dengan rangkaian dan arus mengalir melalui rangkaian, beda potensial antara ujung-ujung sumber tegangan disebut tegangan jepit (V).
Perhatikan gambar berikut!
Sebuah sumber tegangan (baterai) dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup. Besar tegangan yang mengalir pada rangkaian sebagai berikut:
VAB = ε – Ir atau VAB = IR
Keterangan:
VAB = tegangan jepit (volt)
ε = gaya gerak listrik baterai ( volt)
r = hambatan dalam baterai (ohm)
I = arus yang mengalir (ampere)
R = hambatan luar (ohm)
Contoh Soal Hukum Ohm
1. Suatu hambatan 15 Ω dihubungkan dengan baterai. Kuat arus yang mengalir adalah 2/3 A. Hitung nilai tegangan pada baterai tersebut!
Cara Penyelesaian:
Diketahui:
R = 15 Ω
I = 2/3 A
Ditanya : Tegangan pada baterai?
Jawab :
V = I × R
V = 2/3× 15
V = 10 Volt
Jadi, nilai tegangan pada baterai tersebut adalah 10 Volt.
2. Suatu hambatan 14 Ω dirangkai dengan baterai yang memiliki tegangan 8 Volt. Hitung besar kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan!
Cara Penyelesaian:
Diketahui:
R = 14 Ω
V = 8 Volt
Ditanya: Kuat arus listrik?
Jawab:
I = V/R
I = 8/14
I = 6/7 A
Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan adalah 6/7 A.
3. Untuk merancang suatu rangkaian listrik tertutup dibutuhkan bahan sebagai berikut :
- Sumber daya berupa batu baterai yang menghasilkan tegangan sebesar 32 Volt.
- Beban, dalam percobaan ini menggunakan lampu pijar.
- Kabel yang mampu menghantarkan arus sebesar 4 A.
Ternyata, lampu pijar pada rangkaian tersebut dapat menyala jika dialiri listrik sebesar 20 Volt. Dengan demikian, harus memasang resistor untuk menurunkan tegangan pada baterai.
Berapa resistansi yang dibutuhkan pada resistor pada rangkaian tersebut agar lampu pijar menyala?
Cara Penyelesaian:
Diketahui:
V = 32 Volt
I = 4 A
Vlampupijar= 20 Volt
Ditanya : Besar resistor agar lampu menyala?
Jawab :
Besar tegangan yang diturunkan
V = VBaterai – VLampu pijar
V = 32-20
V = 12 Volt
Mencari nilai resistensi
R = V/I
R = 12/4
R = 3 Ω
Jadi, resistansi yang dibutuhkan pada resistor pada rangkaian tersebut agar lampu pijar menyala adalah 3 Ω.
Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Hukum Ohm, Bunyi Hukum Ohm, Penerapan dan Contoh Soalnya.